KilasInformasi.com, 3 Maret 2025, – Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi, memastikan bahwa stok beras di kota ini cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga tiga bulan ke depan. Dengan jumlah ketersediaan beras mencapai 4.400 ton, Kota Yogyakarta siap menghadapi lonjakan permintaan selama bulan Ramadan dan perayaan Idul Fitri yang biasanya menyebabkan konsumsi beras meningkat.
Menurut Sukidi, kebutuhan beras di Kota Yogyakarta setiap bulannya mencapai sekitar 1.540 ton. Dengan stok yang ada, Pemkot Yogyakarta menjamin pasokan beras yang aman hingga tiga bulan mendatang, bahkan lebih, berkat ketersediaan stok yang mencapai 1.400 hingga 1.500 ton.
“Jika kita melihat kebutuhan harian, stok beras di Yogyakarta sudah sangat mencukupi. Kami mengantisipasi kebutuhan masyarakat, baik di dalam kota maupun bagi pendatang yang berkunjung ke Yogyakarta. Kami siap menjaga agar pasokan beras tetap stabil,” ujar Sukidi saat diwawancarai baru-baru ini.
Baca Juga, Kilasinformasi : Pasar Murah Di Kemantren Wirobrajan Sediakan Kebutuhan Bahan Pokok 40 Ton
Sukidi menjelaskan meski Kota Yogyakarta memiliki lahan pertanian terbatas, sekitar 32,07 hektar, hasil dari produksi padi tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan beras yang ada. Produktivitas yang dihasilkan di lahan saat ini hanya mampu menghasilkan 5 hingga 6 ton gabah kering panen per hektar, dan ketika diproses menjadi beras, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan kota selama empat hari.

Namun, Sukidi menambahkan, masalah keterbatasan lahan pertanian ini dapat teratasi berkat kerjasama yang baik dengan daerah-daerah penyangga di sekitar Yogyakarta. Kota ini bergantung pada pasokan beras dari daerah seperti Sleman, Bantul, Kulon Progo, serta daerah-daerah lainnya di sekitar Jawa Tengah, seperti Delanggu Klaten, Sukoharjo, Purworejo, dan Blitar. Beras ini didatangkan dari daerah penyangga umumnya berjenis medium dan telah memenuhi standar kualitas baik.
“Setiap bulan kami bekerja sama dengan daerah-daerah penyangga untuk memastikan pasokan beras tetap terjaga. Jadi, masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan beras,” tambahnya.
Meskipun stok beras terjamin, Sukidi juga menghimbau kepada warga Kota Yogyakarta untuk tidak terpengaruh oleh fenomena panic buying, yakni membeli beras dalam jumlah besar tanpa alasan yang jelas. Tindakan ini, menurutnya, justru bisa menyebabkan inflasi yang berbahaya bagi stabilitas harga pangan di pasar.

“Jika ada yang membeli beras dalam jumlah berlebihan, hal itu justru akan merugikan banyak pihak. Kami meminta masyarakat untuk bijak dalam berbelanja, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri nanti,” katanya.
Untuk memastikan kestabilan harga dan ketersediaan pangan, Dinas Pertanian dan Pangan juga melakukan pengawasan rutin di pasar-pasar rakyat dan modern. Setidaknya dua hingga tiga kali dalam seminggu, petugas turun ke lapangan untuk memantau harga, ketersediaan barang, dan kualitas pangan untuk dijual kepada konsumen.
Baca Juga, Kilasinformasi : Hasto Gelar Safari Tarawih dan Safari Subuh Selama Ramadan
Sukidi juga menambahkan bahwa stok cadangan beras milik Pemerintah Kota Yogyakarta hingga saat ini masih cukup aman. Sebanyak 65,05 ton beras dari cadangan stok masih belum digunakan dan siap dipergunakan jika diperlukan. “Stok cadangan ini kami siapkan untuk menghadapi keadaan darurat, dan kita pastikan itu cukup hingga tiga bulan ke depan,” jelasnya.
Dengan berbagai langkah antisipasi yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi berharap masyarakat dapat tetap tenang dan tidak panik menjelang bulan puasa dan hari raya. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pihaknya akan terus memastikan kestabilan pasokan pangan dan mengawasi harga agar kebutuhan beras di Yogyakarta tetap terjamin. ( Hrmt)
Sumber Berita : Warta.jogjakarta