Kesadaran halal semakin menguat di kalangan anak muda. Melalui talkshow interaktif di Halal Indo 2025, Kemenperin mengajak Gen-Z memahami pentingnya sertifikat halal sebagai standar produk dan gaya hidup
Kilasinformasi.com, Tangerang – Kesadaran masyarakat terhadap produk halal kini meluas, tidak hanya pada makanan dan minuman, tetapi juga farmasi, kosmetik, hingga gaya hidup. Dalam rangkaian Halal Indo x Industrial Festival 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menekankan pentingnya sertifikasi halal, khususnya kepada generasi muda.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut Indonesia memiliki peluang besar menjadi pusat industri halal dunia. “Kepastian halal pada produk domestik maupun global adalah keniscayaan. Edukasi ini penting agar halal menjadi standar sekaligus nilai tambah produk kita,” ujarnya.
Dalam talkshow bertajuk “Seberapa Halal Kamu? Gaya Hidup dan Produk”, Kepala Pusat Industri Halal Kris Sasono Ngudi Wibowo menegaskan bahwa seluruh produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di Indonesia wajib memiliki sertifikat halal. Regulasi ini ditegaskan dalam UU No. 33 Tahun 2014 dan PP No. 42 Tahun 2024, dengan tenggat kepatuhan hingga 17 Oktober 2026.
Menurut Kris, prinsip halal tidak hanya soal kepatuhan syariah, tetapi juga kualitas, keberlanjutan, hingga daya saing global. “Halal adalah value proposition yang menjamin keamanan, higienitas, ramah lingkungan, serta menjadi katalis pertumbuhan ekonomi inklusif,” katanya.
Data State of The Global Islamic Economy Report 2024/2025 menempatkan Indonesia di peringkat ketiga ekosistem industri halal dunia, setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan peningkatan skor tertinggi dibanding 2022.
Keterlibatan generasi muda dinilai sangat penting. “Anak muda identik dengan inovasi. Banyak exhibitor di Halal Indo adalah generasi muda dengan ide kreatif untuk produk halal,” tambah Kris. Ia mendorong mahasiswa berani memulai start-up halal dan memperluas jejaring komunitas.
Hal tersebut diperkuat oleh konten kreator halal lifestyle, Bang Anca, yang mengenalkan konsep PTT (Pahami, Teliti, Tahan diri). Menurutnya, prinsip sederhana ini bisa membantu Gen-Z tetap konsisten menjaga gaya hidup halal, termasuk saat berada di luar negeri.
Talkshow ini dihadiri mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Bunda Mulia, dan Politeknik STMI Jakarta.
Selain talkshow, Kemenperin juga memfasilitasi sertifikasi halal bagi industri kecil melalui pembiayaan, pendampingan, dan pelatihan penyelia halal. Program ini menyasar sektor makanan, minuman, kosmetik, batik, kulit, hingga tekstil agar semakin siap menghadapi kewajiban sertifikasi halal nasional.
Pengalaman menarik juga hadir lewat workshop interaktif, seperti meracik jamu bersama Jamu Gendul dan membuat parfum nonalkohol bersama Lavie Aroma Preneur. Kedua sesi ini mendapat sambutan antusias karena memberi edukasi praktis mengenai produk halal, sehat, dan alami.
Halal Indo 2025 tidak hanya menjadi pameran produk halal nasional dan internasional, tetapi juga wadah literasi halal yang menyatukan edukasi, inovasi, dan peluang bisnis.
Sumber: Kemenperin


