Close Menu
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Facebook X (Twitter) Instagram
Rabu, November 12
Facebook X (Twitter) Instagram
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
  • Home
  • Nasional
  • Daerah
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Wisata
Kilas Informasi – AKtual,Informatif,TerpercayaKilas Informasi – AKtual,Informatif,Terpercaya
You are at:Beranda » Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan
Berita Unggulan

Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan

KilasInformasiBy KilasInformasiMei 25, 202503 Mins Read
Share Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan: Ruang Hidup Baru yang Satukan Ekologi dan Seni di Selatan Yogyakarta. Foto: istimewa
Share
Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

Taman Budaya Embung Giwangan resmi dibuka sebagai ruang publik ekologis dan budaya di Yogyakarta, menggabungkan seni, pendidikan, dan konservasi.

Kilasinformasi.com,YOGYAKARTA – Taman Budaya Embung Giwangan (TBEG) resmi memasuki babak baru sebagai pusat aktivitas seni dan budaya di kawasan selatan Yogyakarta. Peresmian yang digelar Jumat, 23 Mei 2025, di Auditorium Grha Budaya oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X bukan sekadar acara seremonial. Momentum ini mengukuhkan TBEG sebagai ruang publik yang mengintegrasikan kesadaran ekologis dengan dinamika kreatif masyarakat urban.

Agus Budi Rachman, Sekretaris Umum DPD PUTRI DIY sekaligus pengelola TBEG, menekankan bahwa TBEG dirancang sebagai ruang hidup, bukan sekadar taman estetis. “Kami ingin menciptakan sebuah ekosistem yang menyatukan alam, seni, dan partisipasi warga kota. Ini bukan sekadar pembangunan ruang terbuka hijau, melainkan kolaborasi lintas disiplin antara budaya, ekologi, dan pendidikan,” ujarnya saat ditemui Minggu (25/5/2025).

Foto: Istimewa

Lebih dari sekadar tempat rekreasi, TBEG diharapkan menjadi living laboratory, laboratorium hidup tempat berlangsungnya interaksi antara manusia dan alam. Di sinilah masyarakat bisa belajar, berkreasi, dan berdialog dengan lingkungan secara langsung. Potensi TBEG meliputi bidang ekologi, arsitektur lanskap, seni pertunjukan, hingga pendidikan partisipatif.

Beberapa program unggulan yang akan dikembangkan di TBEG antara lain:

  • Embung sebagai Panggung: Memanfaatkan ruang terbuka dan elemen air sebagai arena pertunjukan seni rakyat, teater air, hingga musik eksperimental yang merespons lanskap sekitar.

  • Festival Ritus Air: Acara tahunan yang merayakan hubungan spiritual dan ekologis antara manusia dan air, dikemas dalam bentuk seni, edukasi, dan ritual budaya.

  • Akademi Terbuka Embung: Kolaborasi dengan sekolah, kampus, dan komunitas sebagai wahana pembelajaran langsung di tengah alam terbuka.

  • Galeri Alam dan Instalasi Ekologis: Menampilkan karya seni site-specific yang melebur bersama lingkungan, memicu refleksi terhadap isu-isu keberlanjutan.

Peresmian TBEG oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X dinilai menjadi simbol kehadiran negara dalam mendukung ruang-ruang hidup yang harmonis. “Taman ini bukan hanya untuk dilihat, tetapi juga untuk dirasakan secara spiritual dan emosional,” tutur Agus.

Baca Juga, Kilasinformasi: Paragliding World Cup 2025: Langit Lombok Jadi Magnet Baru Wisata Olahraga Dunia

Menurutnya, penting untuk menjadikan ruang publik seperti TBEG sebagai medium ekspresi dan dialog, bukan sekadar destinasi wisata pasif. Ia mengajak masyarakat untuk berefleksi: apakah ruang publik hari ini benar-benar memosisikan warga sebagai subjek kreatif, atau masih menempatkan mereka sebagai penonton?

Agus menutup dengan pandangan filosofis: TBEG adalah simbol dari arah baru pembangunan kota, di mana pelestarian alam tidak bertentangan dengan kebebasan berekspresi, dan seni tidak tercerabut dari akar ekologisnya. “Di tengah tantangan perubahan iklim dan kehilangan makna ruang, kita perlu membangun dengan jiwa, bukan hanya dengan beton,” tegasnya.

Dengan konsep inovatif dan pendekatan partisipatif, TBEG berpotensi menjadi pionir taman budaya ekologis yang tidak hanya membanggakan Yogyakarta, tetapi juga menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.

akademi terbuka embung budaya Yogyakarta ekologi dan seni festival ritus air peresmian TBEG ruang kreatif Yogyakarta ruang publik ekologis Sri Sultan Hamengkubuwono X Taman Budaya Embung Giwangan taman budaya Yogyakarta taman edukatif Yogyakarta TBEG Yogyakarta
Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
KilasInformasi
  • Website

Berita Terkait

Daya Beli Lesu, DPRD DIY Minta Pemda Genjot Ekonomi Lewat BUMD dan Program Produktif

November 12, 2025

Panen Jagung di Seyegan, Wabup Sleman Dorong Kolaborasi Petani dan Pemerintah Tingkatkan Produktivitas

November 12, 2025

Pemkab Sleman Revitalisasi TPK untuk Percepat Penanggulangan Kemiskinan

November 12, 2025
Berita Terbaru

Daya Beli Lesu, DPRD DIY Minta Pemda Genjot Ekonomi Lewat BUMD dan Program Produktif

November 12, 2025 Berita Unggulan

Panen Jagung di Seyegan, Wabup Sleman Dorong Kolaborasi Petani dan Pemerintah Tingkatkan Produktivitas

November 12, 2025 Berita Unggulan

Pemkab Sleman Revitalisasi TPK untuk Percepat Penanggulangan Kemiskinan

November 12, 2025 Berita Unggulan
Stay In Touch
  • Facebook
  • YouTube
  • TikTok
  • WhatsApp
  • Twitter
  • Instagram
© 2019 Kilas Informasi - All Right Reserved.
  • Home
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Kode Etik

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.