Kilasinformasi, 17 Februari 2025 – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah berhasil mengembangkan inovasi baru dalam dunia perikanan budidaya dengan memanfaatkan air kelapa untuk proses maskulinisasi ikan nila. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Bitung ini membuka peluang besar bagi para pembudidaya ikan untuk meningkatkan produksi ikan nila jantan secara alami, ramah lingkungan, dan lebih ekonomis.
Inovasi yang Ramah Lingkungan dan Ekonomis
Air kelapa, yang selama ini dikenal sebagai minuman sehat, ternyata memiliki manfaat luar biasa dalam dunia perikanan. Melalui studi yang dilakukan tim peneliti BPPP Bitung, air kelapa terbukti dapat digunakan dalam pakan ikan untuk meningkatkan jumlah ikan nila jantan, yang memiliki pertumbuhan lebih cepat dibandingkan ikan nila betina. Proses maskulinisasi ikan nila menggunakan air kelapa ini dianggap lebih aman dan lebih berkelanjutan dibandingkan dengan penggunaan hormon sintetik yang selama ini banyak diterapkan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDM KP), I Nyoman Radiarta, menegaskan bahwa inovasi dalam budi daya perikanan seperti pemanfaatan air kelapa untuk maskulinisasi ikan nila mendukung keberlanjutan sektor perikanan dan penguatan kapasitas sumber daya manusia kelautan dan perikanan.
“Dengan adanya kaji terap ini, kami berharap para instruktur, widyaiswara, dan pembudidaya dapat memperoleh ilmu baru yang aplikatif, yang dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing mereka di industri kelautan dan perikanan,” kata Nyoman.
Proses Maskulinisasi yang Efektif dan Alami
Biasanya, maskulinisasi ikan nila dilakukan dengan menggunakan hormon sintetik, seperti 17α-metiltestosteron, yang berisiko meninggalkan residu berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Namun, penelitian yang dilakukan di BPPP Bitung ini menunjukkan bahwa penggunaan air kelapa dalam pakan ikan nila dapat menghasilkan maskulinisasi dengan cara yang lebih alami dan ramah lingkungan.
Selama percobaan yang berlangsung dari 25 September hingga 22 November 2024, tim peneliti memberikan pakan yang dicampur dengan air kelapa dalam berbagai dosis kepada larva ikan nila selama 14 hari. Hasilnya sangat memuaskan: dosis 0,12 ml air kelapa per gram pakan menghasilkan maskulinisasi optimal dengan persentase ikan jantan mencapai 66,32 persen, tanpa menurunkan tingkat kelangsungan hidup ikan yang tercatat hingga 98,89 persen.
Kepala BPPP Bitung, Natalia, menjelaskan, “Dengan menggunakan air kelapa, kami tidak hanya mengurangi ketergantungan pada hormon sintetik, tetapi juga memanfaatkan bahan alami yang melimpah di Indonesia. Ini adalah langkah besar dalam mengembangkan budi daya perikanan yang lebih ramah lingkungan.”
Respon Positif dari Industri dan Pembudidaya Ikan
Hasil kaji terap ini mendapat sambutan positif dari pelaku industri perikanan dan pembudidaya. Boby Vintonius dari PT. Central Protein Prima Tbk menyebut metode ini sebagai langkah inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi pakan ikan nila. Selain itu, Mika Dendeng dari UPR Golden Fish Farm menekankan pentingnya kualitas benih dalam proses maskulinisasi ikan nila untuk mencapai hasil yang optimal.
Seorang pembudidaya ikan, Supardi Mamonto, menyatakan bahwa metode ini sangat praktis dan ekonomis. “Air kelapa mudah didapat dan harganya terjangkau. Jika diterapkan secara luas, ini akan sangat membantu kami dalam meningkatkan produksi ikan nila jantan dengan biaya yang lebih murah,” katanya.
Baca Juga : KKP Dukung Nelayan Tangerang dengan Program Pemberdayaan untuk Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan
Langkah Selanjutnya: Panduan dan Implementasi di Lapangan
Melihat hasil yang menggembirakan, KKP berencana untuk terus mengembangkan penelitian ini dan menyusun panduan teknis sederhana agar inovasi ini dapat diimplementasikan dengan mudah oleh pembudidaya ikan di seluruh Indonesia. Dengan demikian, diharapkan metode ini dapat menjadi standar baru dalam budi daya ikan nila yang lebih ramah lingkungan dan produktif.
“Ke depan, kami akan terus mengembangkan penelitian ini untuk menghasilkan teknik yang semakin optimal dan dapat diterapkan secara luas oleh pembudidaya ikan di Indonesia,” tambah Natalia.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya mendorong seluruh unit kerja KKP untuk lebih berinovasi, baik dalam hal pelayanan maupun dalam mengembangkan solusi-solusi baru untuk meningkatkan produktivitas masyarakat kelautan dan perikanan.
Dengan inovasi ini, KKP berharap dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan sektor perikanan Indonesia yang lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi para pembudidaya ikan.
Sumber : KKP