Kilasinformasi.com, Sleman – Isu menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap partai politik menjadi fokus pembahasan dalam seminar Forum Komunikasi Antar Partai Politik (FKAP) yang diselenggarakan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Sleman, Selasa (27/5), di Prima SR.
Sebagai salah satu narasumber utama, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa menyampaikan data dan observasinya terkait fenomena penurunan kepercayaan publik, terutama di kalangan generasi muda. Menurutnya, sejumlah faktor menjadi penyebab, termasuk rendahnya pemahaman masyarakat terhadap fungsi partai politik serta kurangnya pengalaman langsung atas manfaat yang diberikan oleh parpol.
“Dalam konteks politik, isu kepercayaan publik perlu menjadi perhatian serius, apalagi bagi generasi muda yang saat ini cenderung semakin apatis terhadap aktivitas politik,” ujarnya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Taman Budaya Embung Giwangan Diresmikan
Wabup Danang menegaskan bahwa meskipun kepercayaan menurun, peran partai politik tidak bisa dipandang sebelah mata. Parpol merupakan instrumen penting yang mendukung kebijakan pemerintah, mengawasi pelaksanaan pemerintahan, dan menjadi mediator aspirasi masyarakat dalam proses pembentukan kebijakan publik.
“Partai politik berfungsi sebagai wadah perekrutan pemimpin daerah dan penyaluran aspirasi masyarakat yang vital dalam demokrasi,” jelasnya.
Namun, dia juga menyoroti bahwa tantangan terbesar kini adalah bagaimana parpol mampu beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika sosial dan perkembangan zaman yang sangat pesat, termasuk perubahan preferensi pemilih dan kemunculan isu-isu baru yang menjadi perhatian publik.

Sebagai solusi, Wabup Danang mendorong FKAP Sleman untuk menerapkan pendekatan adaptif. Artinya, parpol harus berperan aktif tidak hanya sebagai pelaku, tapi juga sebagai pengarah perubahan yang responsif terhadap tren politik terkini. Pemanfaatan teknologi informasi, misalnya, menjadi kunci agar parpol bisa merangkul masyarakat dan mendapatkan kembali simpati publik.
“Partai politik harus tanggap terhadap tren dan isu yang berkembang, serta kreatif dalam mengkomunikasikan diri dengan memanfaatkan teknologi digital demi memperkuat hubungan dengan masyarakat,” imbuhnya.
Seminar yang dihadiri perwakilan 18 partai politik di wilayah Sleman ini ditutup dengan sesi tanya jawab yang berlangsung interaktif, membuka ruang diskusi yang konstruktif antar peserta.

Penurunan kepercayaan publik terhadap partai politik merupakan fenomena yang tidak unik bagi Sleman, namun menjadi cerminan lebih luas dari tantangan demokrasi di Indonesia. Faktor apatisme generasi muda menjadi alarm penting bagi parpol untuk segera berinovasi dan memperbaiki pendekatan komunikasi politiknya. Pendekatan adaptif yang disuarakan oleh Wabup Danang bukan sekadar strategi jangka pendek, melainkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat legitimasi politik dan membangun kembali trust masyarakat. Partai politik yang mampu membaca dan merespons perubahan zaman akan lebih efektif dalam menjalankan fungsi demokrasi, termasuk merekrut pemimpin yang berkualitas dan menjembatani aspirasi masyarakat secara nyata. (Ari Gan)