Wakil Menteri Sosial Agus Jabo menegaskan pentingnya membangun kepemimpinan muda Papua yang berpihak pada rakyat dan berlandaskan ideologi. Melalui pendidikan politik, mahasiswa didorong menjadi agen perubahan nyata bagi masa depan Papua.
Kilasinformasi.com, Bandung Barat — Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mendorong mahasiswa Papua untuk mempersiapkan diri menjadi pemimpin yang berideologi dan peduli pada rakyat, dalam Seminar Pendidikan Politik Pemuda dan Mahasiswa Papua yang digelar di Nirwana Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Kegiatan selama tiga hari itu diikuti oleh 53 mahasiswa Papua dari berbagai perguruan tinggi di Bandung. Menurut Agus Jabo, masa depan Papua ada di tangan generasi mudanya. Karena itu, ia menekankan pentingnya ideologi sebagai fondasi kepemimpinan yang berpihak pada rakyat.
“Papua bisa berubah jika dipimpin orang Papua sendiri yang punya konsep dan ideologi. Kepemimpinan sejati harus lahir dari ideologi yang jelas,” tegasnya, Sabtu (12/7/2025).
Dalam paparannya, Wamen Sosial juga menggagas pembentukan Dewan Rakyat Papua (DRP) sebagai bentuk representasi politik alternatif, yang tidak hanya diisi oleh partai politik, tetapi juga masyarakat adat, perempuan, dan pemuda. Ia menilai hal ini penting agar keputusan politik mencerminkan kebutuhan nyata rakyat Papua.
Baca Juga, Kilasinformasi: Kemenag Salurkan Beasiswa Zakat Indonesia untuk Mahasiswa Berprestasi dari Keluarga Kurang Mampu
“Kita ingin kebijakan benar-benar lahir dari suara rakyat Papua, bukan hanya dari elite,” ujarnya.
Ketua penyelenggara, Alfons R. Tuliahanuk, menyebut kegiatan ini merupakan kelanjutan dari program pendidikan politik yang telah dilaksanakan sejak 2018 dan kini kembali digelar oleh Partai PRIMA sebagai bagian dari komitmen kaderisasi politik mahasiswa Papua.
Peserta dibekali pemahaman tentang sistem politik, keadilan sosial, strategi advokasi kebijakan, dan pentingnya representasi otentik. Seminar ini juga menjadi ruang edukatif yang langka, mengingat minimnya akses pendidikan politik inklusif bagi mahasiswa Papua.
“Kegiatan ini sangat penting agar mahasiswa bisa menjembatani kebijakan dengan kebutuhan masyarakat di akar rumput,” jelas Alfons.
Para peserta seminar pun menyambut baik forum ini. Salah satu aktivis muda asal Papua menyoroti masih lebarnya ketimpangan sosial dan minimnya distribusi kesejahteraan di wilayahnya. Ia berharap mahasiswa dapat aktif mengisi ruang-ruang strategis demi keadilan sosial di Papua.
“Kami siap menjadi agen perubahan. Politik bukan sekadar kekuasaan, tapi alat perjuangan untuk rakyat,” tegasnya.
Program ini telah menjaring lebih dari 300 kader muda sejak 2018, dan akan terus diperluas. Para peserta berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan skala yang lebih besar dan jangkauan lebih luas, demi mempersiapkan generasi muda Papua yang tangguh, berdaya, dan siap memimpin.
Sumber: Kemensos


