Kilasinformasi.com 21 Februari 2025 – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Helvi Moraza, secara simbolis melepas ekspor perdana 22 produk UMKM ke Filipina. Produk yang diekspor mencakup berbagai kategori seperti makanan, fesyen, dan kerajinan, dengan total nilai transaksi sebesar Rp961 juta. Pelepasan ekspor tersebut berlangsung di SMESCO Jakarta, pada Kamis (20/2/2025), dan menandai langkah besar dalam memperluas pasar UMKM Indonesia di tingkat internasional.
Dalam sambutannya, Wamen Helvi Moraza mengungkapkan bahwa ekspor perdana ini merupakan hasil dari implementasi program Capacity Building yang dilaksanakan pada tahun 2024 melalui platform KAMPUS UKM. Program ini mengedepankan pendekatan ekosistem dan rantai pasok global, yang bertujuan meningkatkan kompetensi serta kapasitas pengusaha UMKM Indonesia.
“Hari ini, kita menyaksikan pelepasan ekspor perdana produk dari 22 UMKM ke Filipina yang mencakup berbagai sektor produk seperti makanan, fesyen, dan kerajinan. Total nilai transaksi ekspor ini mencapai Rp961 juta,” ujar Wamen Helvi.
Proses ekspor ini merupakan hasil kolaborasi yang solid antara Kementerian UMKM, SMESCO, dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). Temmy Satya Permana, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, menjelaskan bahwa rencana kontainer berisi produk UMKM akan diberangkatkan pada 22 Februari 2025, dengan waktu perjalanan diperkirakan selama 12 hari menuju Filipina. LPEI turut berperan dalam pembiayaan pengiriman ekspor ini.
Baca Juga, Kilasinformasi : UMKM Indonesia Makin Siap Go Global Lewat Program “Anak Muda Bisa Ekspor
“Rencana kontainer ini akan diberangkatkan pada 22 Februari 2025. Kami berterima kasih kepada LPEI yang telah mendukung pembiayaan ekspor ini,” tambah Temmy.
Program KAMPUS UKM merupakan inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas UMKM agar dapat bersaing di pasar global. Dalam program ini, para pengusaha UMKM diberi pelatihan melalui webinar, bimbingan teknis (bimtek), asistensi, serta sertifikasi produk, dengan fokus pada standarisasi dan digitalisasi untuk mendukung ekspor produk.
Helvi juga menekankan pentingnya kurasi yang dilakukan pada setiap tahap program guna memastikan bahwa para pengusaha UMKM dapat mengikuti program dengan penuh komitmen.
“Melalui KAMPUS UKM, kami membekali pengusaha dengan pengetahuan yang diperlukan untuk memperkuat daya saing mereka. Program ini juga mencakup Onsite Business Matching (OBM), yang membantu UMKM bertemu langsung dengan calon pembeli global,” jelas Wamen Helvi.
Onsite Business Matching (OBM) adalah kegiatan yang diadakan untuk mempertemukan UMKM dengan calon pembeli internasional. Pada tahun 2024, OBM telah dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada September dan Desember 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 64 peserta UMKM dari berbagai sektor, yang bertemu dengan 21 buyer dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Afrika Selatan, Jerman, dan Arab Saudi.
Sebagai hasil dari kegiatan OBM ini, tercatat bahwa terdapat 29 Sales Contract pada OBM tahap pertama senilai 41.800 dolar AS, dan 24 Sales Contract pada OBM tahap kedua senilai 570.360 dolar AS. Total transaksi yang terhimpun dari kedua tahap OBM ini mencapai 612.160 dolar AS, setara dengan lebih dari Rp9,79 miliar.
Ekspor produk UMKM ke pasar internasional seperti Filipina menjadi sebuah tonggak penting bagi perekonomian Indonesia, khususnya sektor UMKM. Dengan meningkatnya standar kualitas dan digitalisasi produk, diharapkan lebih banyak UMKM dapat menembus pasar global, sehingga produk lokal semakin dikenal dan diminati di luar negeri.
Baca Juga, Kilasinformasi : Wamen UMKM Perkuat Keterlibatan UMKM dalam Produksi Becak Listrik, Ini Langkah Strategisnya!
Melalui program seperti KAMPUS UKM, UMKM Indonesia diharapkan bisa terus berkembang, baik dari sisi kualitas produk maupun pemahaman mereka tentang pasar global. Tidak hanya untuk menambah kontribusi terhadap perekonomian nasional, tetapi juga untuk meningkatkan daya saing UMKM Indonesia di pasar internasional.
Wamen Helvi berharap agar ekspor produk UMKM tidak hanya berhenti pada Filipina, melainkan dapat meluas ke pasar internasional lainnya. Hal ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia di pasar global serta meningkatkan kesejahteraan para pelaku UMKM di Tanah Air.
“Kami berharap program ini dapat terus berlanjut dan lebih banyak produk UMKM Indonesia yang mampu menembus pasar dunia. Ini adalah langkah awal yang sangat positif,” tutup Wamen Helvi.
Sumber : Kementrian UMKM