Jakarta, Kilasinformasi — Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyoroti pentingnya peran kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) sebagai inovasi strategis dalam melawan perdagangan manusia di ruang digital. Ia menegaskan bahwa teknologi harus dikembangkan secara etis dan berpihak pada perlindungan manusia.
“Teknologi AI telah disalahgunakan menjadi pendorong utama terjadinya perdagangan manusia. Untuk itu, kita perlu memastikan bahwa AI dikembangkan dengan etis, memperhatikan hak asasi manusia, memprioritaskan pelindungan data pribadi, serta menyesuaikan dengan norma hukum dan sosial setempat,” ujar Nezar saat berbicara dalam Forum Stay Safe in Digital Space: Behind the Screen – Trafficking is Closer Than You Think, yang digelar oleh Kantor PBB untuk Narkoba dan Kejahatan (UNODC) di Jakarta Pusat, Kamis (6/11/2025).
🌐 Perdagangan Manusia Bergeser ke Dunia Digital
Di hadapan delegasi internasional, pakar keamanan siber, dan lembaga PBB, Nezar mengungkap bahwa modus perdagangan manusia kini telah bertransformasi ke ranah daring.
Platform seperti media sosial, situs kerja online, hingga aplikasi kencan kerap disalahgunakan pelaku lintas negara untuk merekrut dan mengeksploitasi korban.
“Pergeseran ini melahirkan tantangan baru bagi penegakan hukum. Volume data yang masif tidak lagi dapat ditangani secara manual, sehingga dibutuhkan kemampuan analisis otomatis berbasis AI,” jelas Nezar.
🤖 AI untuk Deteksi dan Pencegahan Dini
Menurutnya, penerapan teknologi AI bisa dimanfaatkan untuk identifikasi dini aktivitas mencurigakan, pemetaan jaringan pelaku, serta penelusuran transaksi ilegal di ruang siber.
AI juga dapat mempercepat proses penyusunan dokumen hukum otomatis, memperkuat efisiensi dan akurasi dalam sistem peradilan.
“Langkah ini memberi peluang besar bagi sistem peradilan untuk bekerja lebih cepat, akurat, dan berkeadilan,” tambahnya.
🛡️ Etika Jadi Fondasi Pengembangan AI
Nezar menegaskan bahwa pengembangan AI tidak boleh hanya berorientasi pada efisiensi teknologi, tetapi juga harus berlandaskan etika, nilai kemanusiaan, dan tanggung jawab sosial.
Pendekatan ini, katanya, menjadi bagian dari strategi nasional Indonesia dalam menciptakan ruang digital yang aman, terpercaya, dan beradab.
Selain itu, Indonesia juga berkomitmen menjadi mitra aktif dalam diplomasi digital global, memperkuat kerja sama internasional dalam menangani kejahatan kemanusiaan lintas negara yang kini banyak beroperasi di dunia maya.
“Kita ingin AI tidak hanya canggih, tapi juga beradab. Teknologi harus berpihak pada manusia,” tegas Nezar.
Sumber : Infopublik


