Wamensos Agus Jabo Priyono menghadiri Grebeg Ketupat di Magelang, menekankan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan pengembangan potensi pariwisata dan UMKM lokal.
Kilasinformasi.com, 7 April 2025, – Perayaan Grebeg Ketupat yang digelar sepekan setelah Idul Fitri di Kabupaten Magelang bukan hanya sekadar tradisi seremonial. Lebih dari itu, perayaan tersebut membawa semangat pemberdayaan masyarakat yang berfokus pada kemandirian ekonomi. Hal ini disampaikan oleh Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono, saat menghadiri acara tersebut di Lapangan drh. Soepardi, Magelang, pada Minggu (6/4/2025).
Menurut Agus Jabo, Grebeg Ketupat bukan hanya tentang merayakan tradisi, tetapi juga tentang mendorong kebangkitan ekonomi di tingkat lokal.
“Bagi Kabupaten Magelang, Grebeg Ketupat adalah momentum penting. Ini adalah saat yang tepat untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat, membantu mereka menjadi lebih mandiri dan berdaya,” ungkapnya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Wamensos Agus Jabo Priyono Sapa Murid SD Bekasi, Sosialisasi Program MBG dan Sekolah Rakyat yang Menginspirasi
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah, melalui Kementerian Sosial, sangat mendukung inisiatif-inisiatif yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat. Agus Jabo menegaskan bahwa salah satu tujuan utama dari pemberdayaan ini adalah agar setiap individu bisa memperoleh penghasilan yang layak dan mandiri.
“Pemerintah akan selalu memberikan dukungan, baik untuk yang membutuhkan pekerjaan maupun bagi mereka yang ingin memulai usaha. Kami ingin menciptakan peluang bagi semua,” jelasnya.
Kabupaten Magelang, yang terkenal dengan potensi besar di sektor pertanian dan kekayaan budaya, memiliki banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agus Jabo menambahkan bahwa Kementerian Sosial akan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Magelang untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
“Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, kami berharap potensi-potensi ini bisa diolah untuk menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi masyarakat,” katanya.
Baca Juga, Kilasinformasi: Wamensos Agus Jabo Priyono Ajak Pers Berkolaborasi Atasi Masalah Kemiskinan di HPN 2025
Magelang memang memiliki banyak keunggulan yang bisa dijadikan dasar pemberdayaan. Selain sektor pertanian, kabupaten ini juga dikenal sebagai daerah dengan warisan budaya yang kaya, termasuk Candi Borobudur dan Candi Mendut. Agus Jabo berharap, potensi ini bisa dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, dalam kesempatan yang sama, mengungkapkan bahwa Grebeg Ketupat sebelumnya hanya dilaksanakan di tingkat desa, tepatnya di Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan. Namun, mulai tahun ini, perayaan ini akan diangkat menjadi acara tahunan tingkat kabupaten agar dapat dinikmati oleh masyarakat secara lebih luas.
“Kami ingin menjadikan Grebeg Ketupat sebagai agenda rutin tahunan di Kabupaten Magelang, untuk memperkenalkan dan mengangkat tradisi ini lebih jauh lagi,” ujar Bupati Grengseng.
Selain menjadi ajang pelestarian budaya, Grebeg Ketupat diharapkan dapat memberikan dampak positif pada sektor ekonomi, terutama bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Kami berharap partisipasi masyarakat dalam acara ini dapat mendorong sektor UMKM, yang pada gilirannya akan menggerakkan roda ekonomi secara riil,” tambah Bupati Grengseng.
Baca Juga, Kilasinformasi: Mensos Gus Ipul Ajak Pendamping PKH Jombang dan Nganjuk Tingkatkan Kerja Sama Berantas Kemiskinan
Tak hanya itu, acara ini juga bertujuan untuk mempromosikan sektor pariwisata di Magelang, terutama wilayah sekitar Candi Borobudur. Bupati Grengseng optimistis bahwa melalui acara seperti Grebeg Ketupat, masyarakat dapat lebih berperan aktif dalam mengembangkan potensi wisata lokal.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Borobudur bukan hanya ikon wisata Indonesia, tetapi juga bahwa kreativitas masyarakat Magelang dapat berperan dalam memperkaya pengalaman wisata di sini,” kata Bupati Grengseng.
Perayaan Grebeg Ketupat, yang kini menjadi agenda rutin tahunan, tidak hanya sekadar menghidupkan tradisi. Lebih dari itu, acara ini menjadi simbol kebangkitan ekonomi lokal, dengan fokus pada pemberdayaan masyarakat yang mandiri dan mampu memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya. Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan Magelang akan semakin maju, makmur, dan sejahtera di masa depan.
Sumber: Kemensos